Wednesday, 2 November 2016

MISTERI KEANGKERAN CURUG BANGKONG KUNINGAN

curug bangkong

Curug bangkong adalah sebuah Air terjun (Curug dalam bahasa sunda) yang terletak di Desa Kertawirama Kecamatan Nusa herang Kuningan Jawa barat dengan ketinggian sekitar 23 Meter, uniknya curug bangkong ini, apabila di musim penghujan dan debit airnya meningkat, maka aliran air tejun ini akan terbelah menjadi 2 bagian,.di balik keindahan alami yang di miliki curug bangkong ternyata masih menyimpan misteri yang samapi kini jadi legenda di masyarakat sekitar curug.

asal mula curug bangkong
berdasarkan cerita masyarakat, dahulu kala ada sorang tua bernama Aki wiria, seorang petapa asal Ciamis, orang tua tersebut mendatangi Curug, karena pada dasarnya Aki wiria itu seorang petapa dengan ketajaman batin yang mumpuni, Aki Wiria melihat dengan mata batinya bahwa tempat ini memiliki aura gaib yang sangat kuat dan sangat cocok di jadikan tempat tirakatnya.
di sela tirakat panjangnya Aki Wiria menyempatkan bergaul dengan masyarakat sekitar dan beliau juga mengajarkan tata cara pengolahan gula aren (gula kawung-bahasa sunda), yang memang bahan bakunya berlimpah di sekitar daerah itu.
dalam waktu yang relatif singkat kemampuannya membuat gula aren yang di ajarkannya pada masyarakat telah bisa di serap, masyarakat dan dalam tempo relatif singkat banyak di antara masyarakat sudah mampu membuat gula aren tersebut,Aki Wiria di mata rakyat sekitar menjadi tokoh panutan yang di anggap sudah berjasa pada mereka
setelah beberapa lama kemudian, suatu hari Aki Wiria merasa mendapat ilapat lagi untuk kembali meneruskan laku tapa di curug, lama berjalan waktu minggu berganti bulan, sosok Aki Wiria tak terlihat oleh orang orang, hal tersebut membuat warga cemas dan merindukan si Aki yang telah di anggap panutan oleh warga, warga berusaha mencarinya namun tak pernah di ketemukan lagi keberadaan si aki di curug itu, hanya suara bangkong (Kodok dalam bahasa Indinesia) yang terdengar, masyarakat sekitar menganggap Aki Wiria telah telah menghilang dan sempurna tapa bratanya, di yakini tubuh Aki Wiria telah mukso menjadi Bangkong (Kodok) yang sering terdengar suaranya dari Curug itu, sejak itulah warga menamainya Curug Bangkong.

Misteri lain di Curug Bangkong
ada beberapa misteri dan keanehan lain yang terjadi di curug Bangkong yang samapai sekarang masih di ingat masyarakat sekitar dan hal ini membuat Curug Bangkong di anggap angker peristiwa itu adalah, 

  • kejadian tahun 1944, dimana ada seorang pemuda bernama yoyo, pemuda tersebut di duga warga meninggal di curug tersebut namun Jasadnya hingga kini tidak pernah di temukan.
  • kejadian tahun 2002 seorang pemuda bernama Tatang meregang nyawa di sekitar curug, kematian tatang di duga bunuh diri dengan cara gantung diri.
dari dua peristiwa tersebut menambah rentetan kejadian yang semakin memperkuat kesan angker dari Curug bangkong.


Penampakan Cahaya di sekitar Curug



Pada tahun 1979 masyarakat sekitar Curug Bangkong, di hebohkan dengan penampakan cahaya di atas curug yang melayang layang mengintari curug, banyak saksi mata yang melihat kejadian tersebut, cahaya yang terlihat melayang layang tadi menghilang di atas pekuburan keramat yang berada di dekat Curug Bangkong, makam keramat itu di yakini warga sebagai makam Arya Salingsingan, beliau adalah salah seorang Panglima perang kerajaan Talaga yang di utus Sunan Gunung Jati untuk menyebarkan Agama Islam di daeah tersebut.


keberadaan lubang Gua misterius di balik air Curug


keberadaan Lubang Misterius atau semacam Gua yang berada di balik Curug (Air terjun), menjadi cerita tersendiri di kalangan warga, keberadaan Goa tersebut di taksir mempunyai kedalaman sekitar 1 Km (800 Meter tepatnya), konon lubang tersebut tembus ke Gunung embun hal ini di yakini warga karena ketika air terjun mencapai debit air tinggi, akan keluar Embun dari lubang tersebut.
untuk melakukan pengukuran kedalaman Lubang, pada tahun 1950 seorang warga penasaran dan melakukan pengukuran kedalaman Gua dengan cara memasukan seekor Anjing yang di beri pengikat dengan tali yang panjang ke dalam Gua, namun sayang dalam peroses pengukuran itu, lama di tunggu ternyata tidak ada respon dari Anjing yang di masukan tadi, ketika tali di tarik ternyata hanya tinggal pengikat dari anjing tersebutyang ada konon katanya anjing yang di masukan ke dalam Gua di makan oleh seekor Ular Sanca kembang yang di perkirakan berukuran 15 Meter, yang keberadaannya pernah terlihat warga.






MISTERI POHON KOSAMBI PALING ANGKER DI KUNINGAN

pohon kosambi di Babakanreuma

Pohon Kosambi (schleichera oleosa) yang berada di komplek pemakaman Umun Paleben Desa Babakan reuma (BBR) kecamatan Sindang agung, Kuningan,  berdasarkan informasi yang di terima, pohon tersebut merupakan salah satu pohon tertua di kuningan, walaupun belum pernah ada penelitian yang pasti tentang usia pohon kosambi tersebut, namun berdasarkan cerita turun temurun yang ada di masyarakat sekitar di perkirakan pohon tersebut sudah ada sejak 200 samapai 300  tahun yang lalu.
banyak cerita gaib dan kejadian misterius dari pohon kosambi itu, terlebih keberadaan pohon kosambi yang berada di areal makam semakin menambah kuatnya aura mistik yang di pancarkan dari pohon itu, salah satunya adalah adanya penampakan mahluk mahluk gaib seperti Kuntilanak yang sedang duduk di bawah pohon kosambi, atau berwujud seorang perempuan tua dengan wajah seram yang di sebut aden aden oleh warga setempat,atau kadang terlihat sosok manusia tinggi besar hitam yang berdiri di atas pohon itu.

Keberadaan pohon kosambi dan sejarah Babakan reuma 
penampakan hantu

keberadaan pohon kesambi itu tak lepas dari sejarah berdirinya desa Babakanreuma (BBR) atau desa Koki dahulunya, desa dengan nama Koki ini di didrikan oleh sepasang Suami istri bernama Buyut Sela dan mbok Sela, yang merupakan sepasang pengasuh Sultan Cirebon sekaligus Juru masak kesultanan Cirebon, sebagai balas budi sultan Cirebon terhadap jasa keduanya, kemudian di beri wewenang untuk membuka hutan, namun dengan syarat Cirebon Haruslah masih terlihat, titah Sultan tersebut di turuti keduanya, mereka melakukan perjalanan yang cukup jauh hingga akhirnya menemukan sebuah daerah hutan yang sangat cocok untuk di buka dan di jadikan tempat mereka bermukim
berpatokan dari sebuah pohon Kesambi itulah mereka mulai membuka lahan, dan kenyataanya hanya dari tempat Pohon kesambi itu posisi Cirebon akan terlihat, pada saat malam dan Subuh akan lebih jelas, sementara dari daerah lain di sekitarnya tak tampak terlihat.
setelah mereka membuka lahan dan bermukim mereka mempunyai keturunan yang sampai sekarang keturunan asli Buyut Sela dan Mbok Sela pendiri babakan reuma masih ada dan tinggal di daerah itu, babakan reuma sendiri mengandung makna pemukiman di hutan.

kerajaan Musang gaib



namun dari sekian ceita mistik yang ada, salah satu yang menarik adalah tentang adanya cerita mengenai keberadaan kerajaan musang (Careuh-dalam bahasa Sunda), konon katanya di pohon itu merupakan singgasana atau tempat kediaman ratu musang gaib yang keberadaannya sering terlihat oleh warga dengan tidak sengaja.
ratu musang(Careuh-bahasa sunda) kerap terlihat berdiam di batang pohon yang paling besar, sering terlihat pada malam jumat keliwon atau malam selasa legi, atau pas lagi bulan purnama penuh, mahluk bersosok musang sangat besar di banding musang biasa dengan mata merah yang menyala, dan diyakini itulah sosok ratu musang gaib yang mendiami pohon itu.
konon katanya kemunculan ratu musang itu selau di tandai dengan bau khas yang menyengat hidung, mirip wangi pandan yang sangat tajam aromanya, atau terkadang bau wangi bunga yang tercium semerbak, masyarakat yang sudah tahu tentang hal tersebut mengangapnya biasa biasa saja karena keberadaannya tak pernah mengganggu warga sekitar, jadi masing masing saja dengan alamya, tutur warga.
adapun keberadaan warna merah dari mata Ratu musang tersebut konon berasal dari Mustika Careuh (Musang) yang merupakan benda pusaka yang dimilikinya karena warna merahnya yang sangat terang menyala dan terlihat jelas, berbeda dengan musang pada umumnya yang agak kehitaman. 

dari semua cerita di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa mahluk gaib keberadaan dan eksistensinya memang harus di akui,tanpa harus menggangu keberadaan masing masing karena semuanya adalah Ciptaan Allah SWT, yang semuanya wajib tunduk dan taat pada penciptanya, adapun manusia di ciptakan Allah lebih sempurna karena di anugerahi akal dan pikiran.

MISTERI KEANGKERAN SUNGAI CITAMBA KUNINGAN

nama sungai citamba bagi masyarakat kuningan bukan lah nama yang asing, sungai ini berada di tengah tengah kota Kuningan dan dekat dengan komplek pertokoan siliwangi yang merupakan pusat perekonomian masyarakat kuningan, 

nama citamba tersebut mempunyai arti air pengobatan (ci-air, Tamba-Obat) berdasarkan cerita nya dahulu citamba ini memiliki aliran sungai yang sangat jernih karena memang berhulu di mata air sekitar kaki gunung Ciremai, air dari sungai ini dulunya di yakini bisa menyembuhkan penyakit, banyak orang dari luar kota Kuningan yang sengaja datang untuk mengambil air sungai citamba, makanya sungai ini di namakan Citamba,
namun kondisi itu sekarang tak terlihat lagi, sekarang airnya keruh berwarna cokelat, dengan bau air yang khas comberan apalagi posisi di belakang pasar kepuh, yang sudah tercemar limbah pasar wah-wah jangan kan buat obat airnya buat mandi aja kayaknya udah gak layak deh.

Hantu wanita penunggu citamba


di balik semua itu sungai ini ternyata menyimpan misteri sendiri, misteri yang sering di ceritakan warga sekitar sungai yaitu tentang hantu wanita penunggu sungai citamba, hantu wanita ini kadang menampakan diri dengan kaki seperti penuh luka yang sudah membusuk, biasanya suka menampakan diri duduk di antara batu besar yang ada di sungai itu, terutama di bagian citamba sebelah barat.
keberadaan hantu wanita ini tidaklah menggangu hanya menampakan wujud pada orang orang yang kebetulan lewat di malam hari dengan pikiran kosong, bahkan konon katanya hantu wanita ini juga pernah menyelamatkan seorang anak yang terbawa arus sungai citamba.
kejadiannya ketika seorang anak berusia 5 tahun yang sedang berenang di sungai citamba, tak di duga arus sungai membesar akibat ada hujan di bagian hulu sehingga anak itu terbawa arus sungai yang deras, tapi anak tersebut tiba tiba  menepi seperti ada yang mengangkat dan menyeretnya keluar dari arus air, sehingga anak itu bisa menepi dan di selamatkan warga.

lulung samak sungai citamba


ada mahluk gaib lain yang menghuni sungai citamba yaitu lulung samak, mahluk ini berbentuk seperti tikar yang mengambang di permukaan sungai yang biasanya lebih dalam dan akan mengulung siapa saja yang berenang di dekatnya, lalu menariknya ke dalam air, cerita ini ada dan di ceritakan turun temurun, walaupun kebenaran cerita ini belum ada yang membuktikan dan masih menjadi mitos yang kuat di sekitar sungaai citamba Kuningan, dan di jadikan peringatan orang tua pada anaknya agar jangan berenang di sungai, kalu dulu sungai citamba dengan kondisi air yang masih bagus memang banyak anak anak yang suka berenang di sungai itu, kalau sekarang dengan kondisi air yang buruk kayaknya sudah jarang anak yang mau mandi dan berenang di sungai itu.

MISTERI WANITA CANTIK NYI RATNAHERANG DARI NUSAHERANG KUNINGAN

ronggeng

Nyi Ratna Herang adalah ronggeng termasyhur era 1920-an. Kecantikannya tiada dua. Sayang, sebuah tragedi memilukan membuat sang ronggeng terbunuh. 
Mayatnya dihanyutkan di sungai. Saat ditemukan, jasadnya lalu dikubur disisi sungai Cigede. Kini makamnya sering jadi obyek ngalap berkah. Padahal, tetua kampung di sana melarang keras siapa pun menziarahinya.

Kisah sukses ronggeng termasyhur di era 1920-an ini masih terngiang hingga kini. Masyarakat Kuningan, terutama kalangan pekerja seni, tak mudah melupakan namanya. Betapa tidak. Di masa jayanya, Ratna adalah perempuan cantik. Sebelum tragedi pilu itu berlaku, usianya baru 19 tahun. Rambutnya panjang tergerai. Tubuhnya sungguh aduhai.

Dalam bahasa sunda, kecantikannya semacam itu dikiaskan sebagai nu geulis ka wanti-wanti, endahna kabina-bina. Setiap ia tampil di atas panggung, dari ujung rambut hingga ujung kuku selalu jadi perhatian. Para jawara, kaum menak (bangsawan), sampai rakyat biasa, dibuat mabuk kepayang.

Nyi Ratna Herang memang ronggeng berbakat. Ia tenar karena kemampuan, bukan sekadar cantik semata. Hampir tiap ada hajatan, perayaan, atau pesta-pesta, orang selalu menggelar panggung dengan ronggeng Nyi Ratna Herang. Dan setiap Nyi Ratna Herang manggung, berbondong-bondong orang menjadi saksi. Jangankan kaum pria, para wanita pun banyak yang menyukai. Kaum hawa selalu bermimpi parasnya bisa secantik Nyi Ratna.

Pada suatu perayaan, Nyi Ratna Herang diundang jadi bintang. Ketika itu hadir para jawara, kaum menak dan orang-orang kaya. Mereka berlomba ingin menari bersamanya. Tak hanya itu. Tidak sedikit pula yang ingin mempersuntingnya menjadi istri. Namun, ada pantangan dari mucikari yang membesarkannya. Bahwa Nyi Ratna terikat perjanjian untuk tidak menjadi seorang istri sebelum satu hajatnya dicapai.

Otomatis, keinginan mempersunting Nyi Ratna Herang tinggal impian. Sayangnya, sisi lain predikat kaum ronggeng yang negatif ketika itu sudah telanjur bersemi. Sebab selain memiliki suara yang indah, tarian bagus dan tubuh yang sempurna, para ronggeng ketika itu bisa diajak kencan. Bahkan siap bermain ranjang dengan siapa saja yang bersedia membayarnya.

Begitulah image negatif itu juga menimpa Nyi Ratna Herang. Tak heran, setiap ada pesta yang menghadirkan Nyi Ratna Herang sebagai ronggeng, selalu saja terjadi keributan. Penyebabnya tiada lain, penonton berlomba-lomba untuk bisa menari atau mem-bookingnya.

Suatu ketika, terjadi keributan antara dua orang jawara yang gandrung kepada Nyi Ratna. Mereka berebut ingin bercinta dengannya. Sebagai ksatria, mereka bersumpah siapa yang menang dalam pertarungan, maka dia yang berhak atas Nyi Ratna Herang. Akhirnya terjadilah pertarungan seru. Namun tidak ada seorang pun dari mereka keluar sebagai pemenang, karena keduanya sama kuat.

Kisah Terbunuhnya Nyi Ratna Herang

Pertarungan memperebutkan Nyi Ratna Herang kali ini berbuah petaka. Nyi Ratna terluka parah. Luka itu membuatnya meninggal tewas di tempat kejadian.
Namun, sesaat sebelum Nyi Ratna Herang menghembuskan nafas terakhir, dari bibirnya yang mungil meluncur kata-kata kutukan. “Di daerah ini, tidak akan ada perempuan yang secantik dirinya sampai umur 19 tahun,” begitu bunyi kutukannya.

Menurut orang-orang tua di sana, supata atau kata-kata bertuah itu mengandung arti tidak akan ada perempuan yang cantik dengan rambut panjang tergerai sampai usia 19 tahun di daerah itu. Makanya, jangan heran bila di Ciherang, Kuningan, sulit menemukan gadis cantik yang berusia 19 tahun ke bawah. Rata-rata mereka diungsikan oleh orang tuanya ke rumah saudaranya di luar Ciherang. Baru setelah usia mereka lewat 19 tahun, mereka kembali ke Ciherang. Kabarnya, hingga saat ini sudah 9 orang gadis cantik menjelang usia 19 tahun yang meninggal dunia. Mereka meninggal dengan berbagai cara, seperti menderita sakit baru kemudian meninggal.

Kembali kecerita semula. Setelah Nyi Ratna Herang meninggal, mayatnya dihanyutkan di sungai Cigede. Sampai akhirnya jasad Nyi Ratna Herang ditemukan warga di Blok Pamujaan, Desa Ciherang. Mayat yang sudah rusak dan mengeluarkan bau itu dimakamkan di pinggir sungai, tak jauh dari tempat ditemukan. Penemuan mayat Nyi Ratna Herang cukup menggemparkan masyarakat. Maklum, dia ronggeng tersohor.

Menjadi tempat Ngalap Berkah
Entah siapa yang memulai, sejak saat itu makamnya sering diziarahi orang yang simpati kepadanya. Terutama dari kalangan seniman. Bahkan lambat laun tidak sedikit peziarah yang meminta sesuatu dari makamnya. Para seniman, pemilik grup kesenian ataupun ronggeng, antri menziarahi makamnya dan memohon agar dirinya bisa sukses.

Para ronggeng yang berziarah, memohon agar dirinya bisa tenar dan cantik seperti Nyi Ratna Herang. Bagi orang tua, memohon agar keturunannya bila wanita, diberi kecantikan seperti Nyi Ratna Herang.

Karena makamnya dijadikan tempat meminta, lokasi di sekitar kuburan Nyi Ratna Herang menjadi tempat angker dan wingit. Tidak ada yang berani mendekati makamnya. Menurut beberapa pengakuan, dari sekitar makam Nyi Ratna Herang sering muncul Kembang Karang. Yakni anak kecil yang berkelebat bolak balik di sekitar makam. Tapi bila orang melihat dan mengejarnya, bocah kecil ini menghilang begitu saja.

Menurut seorang tokoh Desa Ciherang dan pemilik tanah tempat Nyi Ratna Herang dimakamkan, keberadaan Kembang Karang itu menunjukkan lokasi tersebut angker dan sakral. Dan benar saja, lambat laun, lokasi kuburan Nyi Ratna Heran menjadi incaran para peziarah untuk memburu berkah.


Uniknya, kebanyakan para peziarah selalu mengambili batu-batu atau kerikil yang ada di atas kuburannya. Bahkan tidak jarang pula ada yang mengambil sejumput tanah untuk di bawa pulang. Konon, batu-batu itu dijadikan jimat. Sedangkan tanah yang diambil lalu ditabur didepan rumahnya. Saking banyaknya peziarah yang berperilaku demikian, makam Nyi Ratna Herang semakin gundul, karena batu dan tanahnya selalu dipungut peziarah.

MISTERI NAGA JABRANTI KUNINGAN

Batu tulis ini terletak di puncak Gunung Tilu, Dusun Banjaran, Desa Jabranti, Kecamatan Karangkencana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Penduduk sekitar telah lama mengetahui keberadaan batu ini, tapi tidak merasa berkepentingan untuk menilik keadaan situs yang terletak di perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah ini. Situs ini hanya rutin dikunjungi oleh orang-orang yang bertapa maupun ngalap berkah, mencari pesugihan.

Naga Jabranti adalah batu tulis bertatahkan gambar naga di puncak Gunung Tilu, Dusun Banjaran, Desa jabranti kecamatan karangkancana Kuningan. Awalnya batu ini hanya tempat orang-orang yang bertapa maupun ngalap berkah, mencari pesugihan. Namun kemudian diteliti dan diperkirakan merupakan peninggalan zaman prasejarah

Asal zaman prasejarah dikuatkan dari bentuk batu tegak yang utuh. Namun pahatan gambar dalam batu, apalagi bergambar naga, bukan merupakan ciri khas masyarakat prasejarah. Diduga, pahatan tersebut ditambahkan kemudian. Susunan batu diperkirakan memang berasal dari masa prasejarah, pada periode tahun 500 SM. Sementara ukirannya dari abad 14-15 M. Ditemukan gambar orang yang sedang memegang ekor naga. 

Sementara ini pada pahatan di atas ketiga sisi atau bidang batu, dikenali beberapa bentuk/motif berupa hewan dan antropomorfik (pemanusiaan atau atribusi pada bentuk/karakter manusia). Antara lain ular naga, lengkap dengan kepala tubuh, sisik, ekor; moncong menyerupai buaya; kepala burung; belalai gajah; serta manusia dengan profil menyamping dan sedang memegang senjata semacam parang. 

PENELITIAN TIM ARKEOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA


Tim arkeolog Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI) tengah meneliti batu tulis bertatahkan gambar naga di Desa Jabranti, Kuningan, Jawa Barat. “Batu ini mungkin satu-satunya peninggalan berwujud naga di Jawa Barat,” kata Arkeolog dari Universitas Indonesia,Ali Akbar.

Batu tegak yang berpahat gambar naga tersebut diperkirakan merupakan peninggalan zaman prasejarah. Menurut Ali, batu tegak yang berasal dari batu utuh, sesuai batu aslinya tanpa dibentuk adalah ciri umum peninggalan prasejarah. Tapi, pahatan gambar dalam batu, apalagi bergambar naga, bukan merupakan ciri khas masyarakat prasejarah.

Jadi, dari masa apakah peninggalan ini berasal? Untuk menjawab pertanyaan tersebut Ali Akbar mempunyai sebuah dugaan. “Ada kemungkinan relief itu dipahat belakangan,” kata dia. Susunan batu diperkirakan memang berasal dari masa prasejarah, pada periode tahun 500 SM. Belakangan, ukirannya dibuat oleh manusia dari masa yang berbeda. Ukiran naga diduga berasal dari masa Sunda Kuno di sekitar abad 14-15 masehi.

Peninggalan ini terdiri atas dua batu besar yang tersusun seperti gerbang, menyambut orang yang datang dari arah selatan. Menjelang dan setelah melewati “gerbang’ ini, terdapat banyak batu besar berserakan. Kemungkinan besar terdapat pola tertentu pada susunan batu-batu ini. Sayang, pengamatan belum dapat dilakukan karena kondisi situs tertutup tumbuhan hutan.

“Ada batu bergores yang goresannya membentuk gambar-gambar yang bagus,” kata Ali. Saat diperhatikan, gambar tersebut menyerupai bentuk naga. Ali menduga gambar tersebut adalah naga karena digambar setengah badan dan mempunyai jambul di kepala seperti layaknya naga.

“Naga yang terpahat ini sesuai dengan gambaran naga dalam budaya timur karena berwujud ceria,” kata dia. Ali Akbar menjelaskan, ada dua macam bentuk naga yang dikenal dalam kebudayaan. Dalam kebudayaan timur, naga adalah lambang kebaikan, sedangkan dalam kebudayaan barat, naga adalah lambang kejahatan yang bengis dan jahat.

Jika gambar itu benar gambar naga, maka batu tulis ini adalah peninggalan pertama berbentuk naga yang ditemukan di Jawa Barat. Berbeda dengan daerah Jawa Timur yang kental pengaruh Hindu, bentuk naga tak pernah dikenal di daerah Jawa Barat.

Naga juga tidak dikenal dalam kebudayaan Sunda kuno. “Budaya Sunda lebih mengenal ular besar sebagai lambang kesuburan dan pembawa berkah,” kata Ali. Gambar tersebut dapat juga dilihat sebagai ular besar yang bermahkota, sebab tak ada gambar kaki seperti yang biasa ditemukan pada perwujudan naga.

Pada salah satu batu juga terukir sosok manusia yang berambut gundul. Orang itu memegang ekor naga sambil menyandang senjata. Bentuk senjata tersebut serupa dengan motif yang ditemukan di Candi Sukuh, Jawa Tengah. Ciri ini memperkuat dugaan mengenai umur relief, yang diduga diukir pada masa SUnda Kuno, dimana Majapahit masih berjaya.